Perjanjian dengan Malam
angin mengetuk daun pintu dua jam menjelang subuh
memberi pilihan dua kendi: hitam atau putih
kau memeluk salah satu
tergopoh-gopoh kau simpan
di bawah dipan
menidurkan lampu dan membangunkan lilin
lalu kau merapal mantra
pemanggil malam
di hadapan cermin dengan kemalu-maluan,
"Tamlaptigursongpong natamsongpong lapgurtamtisongpong nantamtisongpong gisala! sehitam segelap semati segugur sekosong sekopong sehina sehitam sekosong sekopong segelap segugur sehitam semati sekosong sekopong sehina sehitam semati sekosong sekopong semagis sekuasa segala-gala, kutambatkan jiwaku pada malam, nyawaku adalah harganya, kan dibayar lunas detik ketika doa-doaku dikabulkan."
malam pulang pagi-pagi kala kau bangun kesiangan
meninggalkan segepok uang di atas dipan
esok hari ia akan menagih janji
dan kau was-was takut mati
20.03.22 // @saputraeki.official
Posting Komentar
Posting Komentar