Pembawa Hujan
Kau datang membawa hujan
dan aku tak bawa payung.
Kau bilang ingin naungan
sebab mendung di kepalamu mencair,
juga gemuruh membuatmu lelah.
Kau mendamba teduh
pada aku sang gurun bisu.
Kutemukan kau menyusut kedinginan
tetestetes air yang jatuh dari helai ujung rambutmu dan dua pipi tembam itu
ialah lukaluka pilu yang membuatku binasa,
tapi kuingin
merengkuhmu walau sebentar.
mencairlah engkau mencair
semaumaumu
hatiku adalah padangpadang tandus
yang dihuni ratusan ribu kaktus rakus
biar sukulen itu tumbuh leluasa membunuh badai amarah di kepalamu
biarkan oasis menggenang, melembak tak berbatas di tubuhku
lalu fatamorgana jadi dongeng yang suatu hari kita kenang.
Entah berapa musafir berganti-gantian kelak singgah menemani kau nanti
dan para gembala mengarak kambing-kambing mereka ke teras rumput surgawi.
Pernah aku menanti hujanmu reda
mengantar kau ke tebing impian,
setelah penantian panjang
kemudian aku dilupakan.
Eki Saputra
27 Maret 2022
Foto: Fabiano Rodrigues di Pexels
Posting Komentar
Posting Komentar