Aku tahu, kau ingin aku datang, membawakanmu bingkisan
Biar kukumpulkan air mata ke dalam botol anggur dan kututup dengan sesal
Biar kubungkus kado hari ini dengan almenak yang mencatat tanggal kapan kita pertama kali bertemu; kapan pertama kalinya aku menyentuh pungggung telapak tanganmu yang putus asa; kapan kau menyunggingkan senyum seolah aku rumah terakhir di sisa-sisa masa lajangmu,
Tetapi sore ini kau memberiku pisau beserta selembar undangan
lewat tangan asing
Kau titip pesan, "Aku ingin rumah dan ia mendirikan rumah baru untukku ."
Begitu tajam menikam jantungku,
tubuh ini lemas lesu,
berkubang darah menggapai-gapai jemarimu di pipiku
sungguh suaramu nyata, tapi kau hadir bagai angin.
Aku akan datang, bahkan jika secarik undangan itu telah merusak harapanku
Aku akan datang
kado dukacita ini akan tetap kuberikan.
16 Mei 2022
Ilustrasi oleh pixabay.com
Posting Komentar
Posting Komentar