Bumi Berduka
September hitam,
aku terusir dari langit
kau harus pergi, ujar tuan segala
sebelum setan menggantikan jiwamu,
lalu aku terempas,
tiba bertengger di cabang beringin
berharap menjumpai ibuku,
ia duduk bersenandung,
di papan basah meraba perut,
aku ular air yang datang meliuk-liuk padanya,
akan diapakan diriku, pikirku,
apakah aku disebat? ditebas? atau dirajam hingga binasa?
aku ingin tahu,
bagaimana dunia (ibu) bekerja,
ibu menampar air tujuh kali,
menggertakku sebelum mencapai seberang,
aku girang menerjang riang jasadku di perutnya,
"betapa lemah lembutnya engkau melawanku! bawalah aku ke duniamu, ibu! aku ingin jadi manusia!"
ibuku manusia,
tetapi tak semua manusia adalah ibu,
sebagian laki-laki haus di bumi berkuasa
menguras, merampas, melibas
yang dapat ditebas,
laki-laki yang rakus
mengutus laki-laki boneka
membedil dada kurus
orang-orang sekarat,
bawa aku ke pangkuanmu, ibu,
biar kuceritakan sesal-sesalku di dunia
yang tak berdaya
melihat anak-anakmu yang lain celaka,
E.S.
08.09.23
Posting Komentar
Posting Komentar