Enam belas tahun lalu, dapur tak sekalut ini
Panci, baskom,
kuali berdentang
membangunkan dua
pasang mata yang belum ingin dijejali nutrisi
Bau ikan gosong
tak luput, menyusup ke bawah-bawah bantal dan kemul bergulung-gulung
lalu terhenti di lubang hidung
Induk itu terlalu sibuk mengemudi dapur, mencintai kodrat dan kutukan kaumnya yang dibunuh peran
Demikianlah demi kasih pada sebuah telur yang telah jadi gumpalan daging,
jangan kan dapur! Kubur pun tak kan mundur
Di meja makan,
taplak corak bunga kesakitan dijatuhi tudung saji
Sementara dua pria
sudah merangkak berdiri, lalu beranjak ke kursi
Enam tahun lalu
itu, bapak dan anak tentram bersama seorang induk yang perhatian
Gelas-gelas kosong
dituangkan teh panas, bakul-bakul dimanjakan rezeki nasi
Dapur ramai dengan
kicau gurau perkara tetangga, keluarga, dan cita-cita
Tetapi enam belas
tahun lalu,
enam belas yang
bagi si pikun setengah abad kematiannya
Dapurnya kini
menjelma jadi tanah kuburan yang penuh siksa
Kala malam itu di
mana malaikat maut turut serta menikmati hidangan di atas meja bertaplak corak
bunga
Ei
2019
Posting Komentar
Posting Komentar